MATERI PENGERTIAN RESENSI
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Seorang penulis pertimbangan buku bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam menentukan perlu-tidaknya suatu hasil karya seni. Bila pertimbangan yang diberikan itu tetap memperhatika titik-tolak tadi, maka penulis secara terus-menerus akan berusaha menyesuaikan pertimbangannya dengan selera pembaca. Dalam artian yang lebih luas, resensi itu dibuat juga untuk memberikan pertimbangan terhadap karya-karya seni lainya, seperti drama, film, sebuah pementasan, dan sebagainya.
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Seorang penulis pertimbangan buku bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam menentukan perlu-tidaknya suatu hasil karya seni. Bila pertimbangan yang diberikan itu tetap memperhatika titik-tolak tadi, maka penulis secara terus-menerus akan berusaha menyesuaikan pertimbangannya dengan selera pembaca. Dalam artian yang lebih luas, resensi itu dibuat juga untuk memberikan pertimbangan terhadap karya-karya seni lainya, seperti drama, film, sebuah pementasan, dan sebagainya.
2.2 DASAR RESENSI
Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua, ia harus menyadari apa maksudnya membuat resensi itu.
Dari kata pengantar atau dari pendahuluan dapat diketahui tujuan pengarang buku. Dengan menilai kaitan antara tujuan sebagaimana ditulis dalam kata pengantar atau pendahuluan serta realisasinya dalam seluruh karangan itu, penulis resensi akan mempunyai bahan yang cukup kuat untuk dapat menyampaikan sesuatu kepada para pembaca.
Penulis resensi harus memperhatikan kewajiban mana yanga harus dipenuhinya, yaitu kewajiban terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaianya terhadap buku itu.
2.3 SASARAN-SASARAN RESENSI
Penulis harus menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai untuk membuat suatu resensi yang baik. Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah:
a. Latar Belakang
Penulis dapat mengemukakan tema dari karangan itu. Apa yang sebenarnya ingi disampaikan pengarang dari bukunya itu. Hal ini dapat dilengkapi dengan deskripsi buku itu. Penulis menyampaikan ikhtisar atau ringkasan buku itu, sehingga pembaca akan memperoleh gambaran mengenai isi buku itu.
Semua hal mengenai latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui sedikit mengenai buku itu.
b. Macam atau Jenis Buku
Penulis harus menunjukan kepada pembaca buku yang baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana. Penulis harus mengklasifikasikan mengenai buku itu. Dengan memasukan ke dalam kelas buku tertentu, maka dengan mudah penulis dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan buku-buku lain yang termasuk dalam kelompok yang sama itu. Perbandingan mengenai buku itu, akan membuat para pembaca tertarik dan ingin membaca isi buku tersebut.
c. Keunggulan Buku
Faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Buku-buku yang sama jenisnya bisa menunjukan perbedaan yang sangat besar, baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penetapan pokok yang khusus. Buku-buku yang non fiktif sangat berbeda satu sama lain, itulah yang menyebabkan perbedaan nilai dan keunggulan yang dimilikinya.
Keunggulan buku dapat dilihat dari kerangka buku itu. Hubungan bagian yang satu dengan yang lain terjalin secara harmonis, jelas, dan memperhatikan perkembangan yang masuk akal atau tidak. Bagian terdahulu menjadi sebab atau dasar bagi bagian yang menyusul.
Bahasa merupakan unsur penting dalam masalah keunggulan buku. Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimatnya, hubungan antar kalimat, serta pilihan kata yang dipergunakan. Semuanya akan menciptakan pula gaya bahasa yang dipakai. Tidak ada dua buku (buku fiktif atau non fiktif) yang sama gaya bahasanya.
Penulis resensi dapat mengemukakan mengenai masalah teknis. Sebuah buku yang baik harus pula ditampilkan dengan wajah yang baik. Baik dalam artian yang menyangkut lay out, kebersihan terutama pencetakannya. Kesalahan dalam pencetakan akan mengganggu para pembaca, untuk itu perlu diberi catatan mengenai kesalahan-kesalahan pencetakan.
Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan member kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukan pertalian kompak antara bagian-bagiannya. Menilai sebuah buku berarti member saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima kehadiran buku itu.
2.4 NILAI BUKU
Nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainya. Ada banyak vareasi dasar bagi resensi dengan menggunakan sasaran penilaian, yakni organisasi, isi, bahasa, dan teknik. Seorang penulis resensi, pengarang harus tetap mengingat tujuan, mengemukakan pendapat-pendapatnya dengan jelas, secara khusus dan selektif.
3. CONTOH
Kiai Komplet Bernama Gus Mus
Judul : Gus Mus, Satu Rumah Seribu Pintu
Penulis : Abdul Munir Mulkan dkk (31 penulis)
Penerbit : Kerja sama Fak Adab UIN Sunan Kalijaga dan LKiS Yogya
Editor : Labibah Zain dan Lathiful Khuluq
Cetakan : I, Mei 2009
Tebal : xxiv + 295 halaman
SAAT terjadi kekerasan yang dialamatkan pada jamaah Ahmadiyah tempo dulu, KH Mustofa Bisri menjadi tokoh utama yang menentang. Menurut Gus Mus-sapaan akrabnya- jamaah Ahmadiyah diibaratkan orang yang hendak ke Surabaya tapi lewat Jakarta dulu. ‘Orang bingung’ semacam ini menurut Gus Mus harus dinasihati dan diberi pengertian, bukan malah dihadiahi pentungan.
Itulah gambaran seorang Gus Mus. Betapa nilai humanisme Kiai Rembang ini telah menyungsum hingga tulang. Bahkan lebih dari itu, telah menjadi ruh kehiupan. Dan buku yang diterbitkan sebagai hadiah bagi Gus Mus dalam rangka penganugrahan gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) dari Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga beberapa waktu lalu.
Boleh dibilang buku ini merupakan buku ‘keroyokan’. Tercatat 31 penulis menyumbangkan tulisan lengkap dengan kesan yang mereka yangkap dari sosok pengasuh PP Raudlatut Thalibin. Misal saja Amin Abdullah menuliskan bahwa dalam menyikapi masalah social keagamaan, Gus Mus dapat berpikir literal, out off the box, di luar kelaziman (hal 199). Lain lagi dengan Bakdi Sumanto yang menyebkut dengan tegas Gus Mus adalah nurani bangsa yang hilang (171). Bahkan Abdul Munir Mulkhan sempat dibuat malu sendiri oleh sikap kebersahajaan yang pernah ditunjukan Gus Mus (hal 168).
Singkat kata, buku ini bercerita dan menyoroti Gus Mus dari banyak aspek kehidupan. Seperti dalam bingkai kajian sastra, puisi, prosa, keluarga, pemikiran kaum muda, kajian social budaya dan dalam bingkai persahabatan. Sehingga membaca buku ini terasa bagi kita menyelami kehidupan seorang tokoh yang ditakdirkan sebagai sosok kiai yang juga penyair, seniman, budayawan, esais, pelukis dan banyak lagi sebutan lainnya. Ibarat sebuah rumah, Gus Mus memiliki seribu pintu yang dapat dimasuki setiap tamu.
Uniknya, budayaan kondang sekaliber Emha Ainun Nadjib pun merasa ‘cemburu berat’ pada Gus Mus. Konon di usia sepuh, tulis Cak Nun, Gus Mus makin ganteng, wajah dan kulitnya berubah tampak lebih putih. Di saat orang dari Sabang sampai Merauke diam-diam merasa frustasi, Gus Mus malah tampil sumringah dengan seluruh wajah terlihat tersenyum. Maka tak heran, ‘makhluk’ bernama Doktor Honoris Causa kesengsem dan melamar untuk menjadi sandangannya (hal 251). -g
(Brahma Aji Putra, mhs Fak Dakwah UIN Sunan Kalijaga)
4. KESIMPULAN
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua, ia harus menyadari apa maksudnya membuat resensi itu.
Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah:
a. Latar Belakang
Penulis dapat mengemukakan tema dari karangan itu. Apa yang sebenarnya ingin disampaikan pengarang dari bukunya itu. Hal ini dapat dilengkapi dengan deskripsi buku itu.
b. Macam atau Jenis Buku
Penulis harus menunjukan kepada pembaca buku yang baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana.
c. Keunggulan Buku
Faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Buku-buku yang sama jenisnya bisa menunjukan perbedaan yang sangat besar, baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penetapan pokok yang khusus.
Nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainya.
Resensi dari : http://sugikmaut.blog.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar