Kamis, 29 September 2011

karangan ku tema" siapa saya"


Keluargaku & Aku
Sebenarnya saya sedikit bingung harus bercerita dari mana untuk tugas Bahasa Indonesia saya jadi saya mulai dari merkenalkan anggota keluarga saya satu persatu mulai dari ibu saya. Ibu saya bernama Iriani dia seorang ibu rumah tangga biasa yang kerjanya mengurus pekerjaan rumah tangga. Ibuku itu orangnya sedikit bawel tapi masakannya enak banget, terus ibu itu orangnya terbuka banget jadi enak di ajak ngobrol. Kalo ayahku bernama Zaenal Arifin orangnya lumayan tegas pada anak-anaknya, ayah juga orangnya teliti banget sama semua yang ayah kerjakan mulai dari hal kecil sampai yang besar. Saya juga punya adik namanya Erni Rochmah dia oranganya ceroboh banget tapi biar ceroboh dia jago matematika dan olah raga basket. Dan saya sendiri Diah Ernawati saya anak pertama dari dua bersaudara. Saya punya cita-cita kalau suatu hari nanti saya ingin sekali mebiayai ke dua orang tua saya pergi Haji, tapi tidak sekarang nanti kalau saya sudah mempunyai pekerjaan yang tetap yang mapan. Dan saya berharap saya bisa kerja di Bank atau di kantor-kantor pemerintah. Karna saya ingin pekerjaan yang mapan jadi saya harus berusaha belajar agar apabila saya lulus nanti saya bisa berkerja di Bank atau di kantor-kantor pemarintah seperti harapan saya. Apalagi saya ini anak pertama kata orang tua  saya tanggu jawab saya itu besar sekali karna jika saya telah lulus nanti saya harus membantu orang tua saya untuk membiayai sekolah adik saya oleh karna itu saya ingin sekali mendapatkan pekerjaan yang tetap dan mapan. Jadi sekarang saya harus giat belajar agar saya bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang bangus dan mempunyai skill atau kemampuan yang baik. Di dalam keluarga saya selalu di ajarkan untuk hidup sederhana agar saya dan adik saya bisa menghargai apa yang kita punya tidak berlebih-lebihan dalam kehudupan sehari-hari. Orang tua saya juga selalu mengingatkan saya dan adik saya agar kami tidak penarnah lupa untuk beribadah dan selalu bersyukur dengan apa yang telah kami dapatkan. Di dalam keluarga saya paling dekat dengan ibu mungkin karna kami sama-sama perempuan jadi saya lebih suka ngobrol dengan ibu saya, mulai dari hal yang bersifat pribadi, masalah yang sedang saya hadapi, sampai ada hal apa saja yang terjadi  di kanpus. Saya senang bercerita dengan ibu karna setelah saya bercerita ibu selalu menberi tanggapan atau memberi solusi untuk masalah saya dan ibu juga selalu menberi motivasi agar saya tidak mudah menyerah untuk mendapatkan yang terbaik. Selain itu ibu juga berpesan agar saya bisa menjadi contoh yang baik untuk adik saya. Karna ayah saya itu orang yang tegas terhadap anak-anaknya jadi saya sedikit segan terhadap ayah karna ayah paling tidak suka kalau ada orang yang ceroboh dan berkerjanya lama. Dan karna adik saya itu orangnya ceroboh jadi dia sering kena marah ayah karna kecerobohannya sendiri. Kadang saya juga suka kena marah ayah karna lama apabila ayah minta tolong kepada saya, tapi saya mengerti kenapa ayah begitu tegas kepada saya dan adik saya mungkin karna ayah tidak mau anak-anaknya menjadi anak yang manja. Saya sangat sayang kepada keluarga saya dan saya bersyukur karna saya di beri keluarga yang sangat perhatian antara satu sama lain kami selalu saling membantu apabila ada yang membutuhkan pertolongan. Karna itu saya ingin sekali membahagiakan keluarga saya terutama ayah dan ibu saya yang selalu ada buat saya, yang selalu sayang pada saya, yang selalu mendukung saya dan keluarga yang selalu menjadi motovasi dan tujuan saya untuk sukses. Sekian cerita saya untuk tugas Bahasa Indonesia kali ini maaf apabila ceritanya kurang menarik atau ada cerita yang tidak nyambung mohon maklum masih amatiran.
Nama : Diah Ernawati
Kelas : 3 EB19
NPM : 24209822

Penalaran Deduktif Induktif


Penalaran Defuktif Induktif

Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.

Ada dua macam pola penalaran, yaitu:

1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif  menggunakan  bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Contoh klasik dari penalaran deduktif:
  • Semua manusia pasti mati (premis mayor)
  • Sokrates adalah manusia. (premis minor)
  • Sokrates pasti mati. (kesimpulan)
Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif.

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.

Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

 Nama : Diah Ernawati
 Kelas : 3 EB19