Minggu, 26 Mei 2013

LETTER OF CREDIT (L/C)


1. Pengertian
Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).

2. Pihak–pihak Yang Terlibat
Ada beberapa pihak yang secara langsung terlibat dalam transaksi menggunakan letter of credit. Pihak-pihak tersebut, yaitu:

1) Importir (Pembeli)
Importir, atau pihak pembeli, merupakan pihak yang mengeluarkan letter of credit, maksudnya, mengeluarkan perjanjian untuk membayar sejumlah uang kepada pihak eksportir (penjual), ketika seluruh tanggung jawabnya telah dipenuhi. Umumnya, harus ada jaminan terhadap kredibilitas pihak importir, untuk menghindari kaburnya pembeli dari tanggung jawab.

2) Eksportir (Penjual)
Eksportir, atau pihak penjual, adalah tujuan dari terbitnya letter of credit, maksudnya, pihak eksportir akan menerima pembayaran melalui letter of credit tersebut ketika seluruh tanggung jawabnya telah diselesaikan. Ketika akan mengklaim pembayaran melalui letter of credit tersebut, pihak eksportir harus mampu menunjukkan semua dokumen yang dipersyaratkan.

3) Bank penerbit (Bank pembuka/opening bank/issuing bank/importer’s bank)
Bank ini terdapat di negara importir, dan menerbitkan letter of kredit, yang akan menjadi perjanjian bayar kepada bank penerima.

4) Bank penerus (Advising bank/seller’s bank/correspondent bank)
Bank ini melakukan penegasan (confirming), terhadap keaslian dan kelengkapan dokumen letter of credit. Bank ini secara umum bertugas menginformasikan kepada pihak penjual bahwa ada letter of credit yang ditunjukkan pada pihak penjual, dan telah diperiksa keasliannya.

5) Bank pembayar (paying bank)
Bank ini terdapat di negara eksportir, di mana disebutkan dalam letter of credit sebagai pihak yang akan melakukan pembayaran kepada pihak eksportir (sering disebut “beneficiary”), jika persyaratannya telah dipenuhi seluruhnya.

6) Bank negosiasi (negotiating bank)
Bank yang menyetujui pembelian wesel draft dari eksportir.

7) Bank pengganti (reimbursing bank)
Suatu bank yang sifatnya netral jika antara bank eksportir dan bank importir tidak memiliki hubungan rekening untuk menyelesaikan proses pembayaran.


Contoh Kasus Letter Of credit

 Kasus 1
Ø
A. Profil Singkat Bank BNI
Bank BNI didirikan pada tahun 1946. Perusahaan publik ini mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Bank BNI merupakan bank terbesar nomor 3 di Indonesia setelah Bank Mandiri dan BCA dengan total aset pada tahun 2003 sebesar IDR. 131,49 triliun.

Visi : Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Misi : Memaksimalkan stakeholder value dengan menyediakan solusi keuangan yang fokus pada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer.
 Budaya Perusahaan
Ø
1. BNI adalah bank umum berstatus perusahaan publik.
2. BNI berorientasi kepada pasar dan pembangunan nasional.
3. BNI secara terus menerus membina hubungan yang saling menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha.
4. BNI mengakui peranan dan menghargai kepentingan pegawai.
5. BNI mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.

B. Ringkasan Kasus
Awal terbongkarnya kasus menghebohkan ini tatkala BNI melakukan audit internal pada bulan Agustus 2003. Dari audit itu diketahui bahwa ada posisi euro yang gila-gilaa besarnya, senilai 52 juta euro. Pergerakan posisi euro dalam jumlah besar mencurigakan karena peredaran euro di Indonesia terbatas dan kinerja euro yang sedang baik pada saat itu. Dari audit akhirnya diketahui ada pembukaan L/C yang amat besar dan negara bakal rugi lebih satu triliun rupiah.
Penjelasan mengenai L/C fiktif BNI tersebut adalah sebagai berikut :
- Waktu kejadian : Juli 2002 s/d Agustus 2003
- Opening Bank : Rosbank Switzerland, Dubai Bank Kenya Ltd, The Wall Street Banking Corp, dan Middle East Bank Kenya Ltd.
- Total Nilai L/C : USD.166,79 juta & EUR 56,77 juta atau sekitar Rp. 1,7 trilyun
- Beneficiary/Penerima L/C : 11 perusahaan dibawah Gramarindo Group dan
2 perusahaan dibawah Petindo Group
- Barang Ekspor : Pasir Kuarsa dan Minyak Residu
- Tujuan Ekspor : Congo dan Kenya
- Skim : Usance L/C

C. Kronologi :
1. Bank BNI Cabang Kebayoran Baru menerima 156 buah L/C dengan Issuing Bank : Rosbank Switzerland, Dubai Bank Kenya Ltd, The Wall Street Banking Corp, dan Middle East Bank Kenya Ltd. Oleh karena BNI belum mempunyai hubungan koresponden langsung dengan sebagian bank tersebut di atas, mereka memakai bank mediator yaitu American Express Bank dan Standard Chartered Bank.
2. Beneficiary mengajukan permohonan diskonto wesel ekspor berjangka (kredit ekspor) atas L/C-L/C tersebut di atas kepada BNI dan disetujui oleh pihak BNI. Gramarindo Group menerima Rp 1,6 trilyun dan Petindo Group menerima Rp 105 milyar.
3. Setelah beberapa tagihan tersebut jatuh tempo, Opening Bank tidak bisa membayar kepada BNI dan nasabahpun tidak bisa mengembalikan hasil ekspor yang sudah dicairkan sebelumnya.
4. Setelah diusut pihak kepolisian, ternyata kegiatan ekspor tersebut tidak pernah terjadi.
5. Gramarindo Group telah mengembalikan sebesar Rp 542 milyar, sisanya (Rp 1.2 trilyun) merupakan potensi kerugian BNI.
Dalam menanggapi kasus ini manajemen Bank BNI mengatakan bahwa tidak ada ekspor fiktif dan belum ada kerugian, tetapi yang ada hanya potensi kerugian (potential losses). Pertanyaannya adalah apakah mungkin kerugian sebesar itu terjadi tanpa ekspor fiktif ? Minimnya informasi mengenai sistem pembayaran perdagangan internasional melalui letter of credit (L/C) menimbulkan semakin banyaknya pertanyaan mengenai kasus pembobolan Bank BNI.

D. Solusi
Sistem dan prosedur pengamanan transaksi L/C, khususnya di bank-bank BUMN, termasuk Bank BNI, cukup baik karena telah dibangun dan disempurnakan selama bertahun-tahun, antara lain berdasarkan pengalaman- pengalaman pahit masa lampau.
Akan tetapi, sistem pengamanan yang baik saja tidak cukup. Masih diperlukan sikap dari para petugasnya. Sekalipun sistem pengamanan sudah demikian baik, tetapi apabila para petugas bank sengaja melanggar sistem dan prosedur dengan tujuan yang tidak baik, bank akan kebobolan juga. Bank selalu dihadapkan pada pilihan dilematis antara pengamanan dan pelayanan kepada nasabah. Pengamanan yang terlalu ketat akan menghasilkan pelayanan yang mengecewakan nasabah.
Sebaliknya, pelayanan yang dirasakan sangat memuaskan nasabah akan mengorbankan sistem pengamanan. Menghadapi dilema ini, bank harus bijak dan mampu membangun prosedur kerja yang tetap dapat menjamin keamanan, namun pelayanan bank memuaskan bagi nasabah. Dari penelitian, ternyata transaksi dalam kasus Bank BNI ini merupakan transaksi bermasalah dengan indikasi transaksi tersebut dilakukan tanpa mengikuti ketentuan intern Bank BNI. Transaksi L/C kedua grup usaha yang menjadi beneficiary telah dinegosiasikan oleh Bank BNI Kebayoran Baru dengan diskonto tanpa didahului adanya akseptasi dari bank penerbit. Di samping itu, dokumen-dokumen L/C mengandung penyimpangan dan negosiasi L/C dilakukan tanpa kelengkapan dokumen.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh kantor besar Bank BNI, para eksportir, yaitu perusahaan-perusahaan yang termasuk Gramarindo Group dan Petindo Group ternyata telah melakukan ekspor fiktif. Hal ini terungkap antara lain dari hasil verifikasi kepada Pejabat Bea Cukai cabang Belitung menyangkut Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Gramarindo Group, Pejabat Bea Cukai cabang Belitung menyatakan bahwa PEB tersebut palsu.
Sementara itu pula, penyelesaian pembayaran hasil transaksi ekspor (proceed) dari beberapa slip L/C tersebut yang telah dinegosiasikan dilakukan bukan oleh bank pembuka L/C (issuing bank), melainkan dilakukan oleh para eksportir sendiri dengan cara melakukan penyetoran atau melalui pendebetan rekening para eksportir tersebut.
Sebagaimana diketahui, atas laporan kantor besar Bank BNI pada tanggal 30 September 2003, pihak kepolisian telah menahan pegawai Bank BNI Kebayoran Baru yang terlibat, yaitu Koesadiyuwono (mantan pemimpin cabang Bank BNI Kebayoran Baru) dan Edi Santoso (mantan Customer Service Manager Luar Negeri cabang Bank BNI Kebayoran Baru).

Rabu, 01 Mei 2013

Masalah Pendidikan Di Indonesia Dan Solusinya



nama: Diah Ernawati
NPM : 24209822
Kelas : 4EB19
Masalah Pendidikan Di Indonesia Dan Solusinya 
Hingga saat ini masalah pendidikan masih menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Pasalnya Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya. Tahun 2011 Indonesia berada diperingkat 69 dari 127 negara dan merosot dibandingkan tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Indeks yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO ini lebih rendah dibandingkan Brunei Darussalam (34), serta terpaut empat peringkat dari Malaysia (65).

Salah satu penyebab rendahnya indeks pembangunan pendidikan di Indonesia adalah tingginya jumlah anak putus sekolah. Sedikitnya setengah juta anak usia sekolah dasar (SD) dan 200 ribu anak usia sekolah menengah pertama (SMP) tidak dapat melanjutkan pendidikan. Data pendidikan tahun 2010 juga menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah. Bahkan laporan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan menunjukan bahwa setiap menit ada empat anak yang putus sekolah.

Menurut Staf Ahli Kemendikbud Prof. Dr. Kacung Marijan, Indonesia mengalami masalah pendidikan yang komplek. Selain angka putus sekolah, pendidikan di Indonesia juga menghadapi berbagai masalah lain, mulai dari buruknya infrastruktur hingga kurangnya mutu guru. Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah kualitas guru yang masih rendah, kualitas kurikulum yang belum standar, dan kualitas infrastruktur yang belum memadai.

Dalam dunia pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk dimana kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan.
http://4.bp.blogspot.com/-L8RoUoIIumY/UKEBSZtP6UI/AAAAAAAAAuE/DdZoDtKr5vY/s200/guru.jpg
Secara umum, kualitas guru dan kompetensi guru di Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Dari sisi kualifikasi pendidikan, hingga saat ini dari 2,92 juta guru baru sekitar 51% yang berpendidikan S-1 atau lebih sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1. Begitu juga dari persyaratan sertifikasi, hanya 2,06 juta guru atau sekitar 70,5% guru yang memenuhi syarat sertifikasi sedangkan 861.670 guru lainnya belum memenuhi syarat sertifikasi.

Dari segi penyebarannya, distribusi guru tidak merata. Kekurangan guru untuk sekolah di perkotaan, desa, dan daerah terpencil masing-masing adalah 21%, 37%, dan 66%. Sedangkan secara keseluruhan Indonesia kekurangan guru sebanyak 34%, sementara di banyak daerah terjadi kelebihan guru. Belum lagi pada tahun 2010-2015 ada sekitar 300.000 guru di semua jenjang pendidikan yang akan pensiun sehingga harus segera dicari pengganti untuk menjamin kelancaran proses belajar.

Kurikulum pendidikan di Indonesia juga menjadi masalah yang harus diperbaiki. Pasalnya kurikulum di Indonesia hampir setiap tahun mengalami perombakan dan belum adanya standar kurikulum yang digunakan. Tahun 2013 yang akan datang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan akan melakukan perubahan kurikulum pendidikan nasional untuk menyeimbangkan aspek akademik dan karakter. Kurikulum pendidikan nasional yang baru akan selesai digodok pada Februari 2013 itu rencananya segera diterapkan setelah melewati uji publik beberapa bulan sebelumnya.
http://1.bp.blogspot.com/-XUONHHLNTlc/UKEBis1l8LI/AAAAAAAAAuM/KLIn2Hgn_cI/s400/kurikulum.jpg

Mengingat sering adanya perubahan kurikulum pendidikan akan membuat proses belajar mengajar terganggu. Karena fokus pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan berganti mengikuti adanya kurikulum yang baru. Terlebih jika inti kurikulum yang digunakan berbeda dengan kurikulum lama sehingga mengakibatkan penyesuaian proses pembelajaran yang cukup lama.

http://2.bp.blogspot.com/-L6AxX1UF-5o/UKEBv83TMRI/AAAAAAAAAuU/ZJqacdzd-Ls/s200/infrastruktur+pendidikan.jpg
Dari dulu hingga sekarang masalah infrastruktur pendidikan masih menjadi hantu bagi pendidikan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih banyaknya sekolah-sekolah yang belum menerima bantuan untuk perbaikan sedangkan proses perbaikan dan pembangunan sekolah yang rusak atau tidak layak dilakukan secara sporadis sehingga tidak kunjung selesai.

Berdasarkan data Kemendiknas, secara nasional saat ini Indonesia memiliki 899.016 ruang kelas SD namun sebanyak 293.098 (32,6%) dalam kondisi rusak. Sementara pada tingkat SMP, saat ini Indonesia memiliki 298.268 ruang kelas namun ruang kelas dalam kondisi rusak mencapai 125.320 (42%). Bila dilihat dari daerahnya, kelas rusak terbanyak di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 7.652, disusul Sulawesi Tengah 1.186, Lampung 911, Jawa Barat 23.415, Sulawesi Tenggara 2.776, Banten 4.696, Sulawesi Selatan 3.819, Papua Barat 576, Jawa Tengah 22.062, Jawa Timur 17.972, dan Sulawesi Barat 898.

Melihat begitu banyaknya masalah pendidikan di Indonesia maka dibutuhkan solusi tepat untuk mengatasinya. Solusi yang dapat membatu pemerintah untuk meringankan beban pendidikan di Indonesia.

Untuk membatu mengatasi masalah pendidikan dibutuhkan adanya lembaga yang membantu pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, menjaring kerjasama untuk memperoleh dana pendidikan, dan menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik. Lembaga perantara tersebut bekerjasama dengan pemerintah, pihak swasta, dan kelompok masyarakat untuk bersama-sama memberbaiki kualitas pendidikan di Indonesia mengingat tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
http://4.bp.blogspot.com/-5wFxdmCtSh0/UKEB9_IKBwI/AAAAAAAAAuc/XO6X6sjXr3I/s200/pelatihan.JPG
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, lembaga tersebut melakukan pendampingan kepada guru-guru di Indonesia dan pemberian apresiasi lebih kepada guru-guru kreatif. Pendampingan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalitas, kreatifitas, dan kompetensi guru dengan model pendampingan berupa seminar, lokakarya, konsultasi, pelatihan dan praktek. Pendampingan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan yang didukung oleh pemerintah dan pihak terkait.

Lembaga tersebut juga memediasi masyarakat, pendidik, dan pihak terkait lainnya untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah dalam memperbaiki kurikulum pendidikan. Diharapkan dengan adanya lembaga ini, ide-ide kreatif untuk memperbaiki kurikulum pendidikan dapat tertampung dan pemerintah dapat mempertimbangkan ide masyarakat untuk kebijakan yang dibuat.

Dalam meningkatkan kemampuan kepemimpinan guru, kepala sekolah, dan pengelola sekolah, lembaga tersebut melakukan pendampingan guna mewujutkan manajemen sekolah yang baik. Proses yang dilakukan berupa konsultasi, lokakarya, dan pelatihan ditunjukan kepada guru, staf dan pimpinan sekolah. Pihak manajemen sekolah diharapkan mampu membawa sekolah yang dipimpinnya untuk berkembang dan meraih prestasi yang diharapkan.

Lembaga perantara tersebut juga berperan membantu manajemen sekolah untuk mengembangkan kerjasama dengan instansi-instansi terkait guna memperoleh dana pengembangan infrastruktur sekolah.Tidak hanya itu, lembaga tersebut juga dapat menggalang dana dari sponsor untuk perbaikan bangunan sekolah yang hampir rusak di wilayah terpencil.

Dukungan masyarakan, lembaga sosial, dan lembaga pers memiliki fungsi dalam meningkatkan pemahaman pentingnya pendidikan melalui penyebaran informasi. Oleh karena itu, lembaga tersebut mempunyai tugas untuk meningkatkan dukungan tersebut dengan cara bekerja sama dengan pihak masyarakat, lembaga sosial, dan pers. Dengan demikian informasi seputar perbaikan mutu pendidikan di Indonesia dapat tersalurkan dengan mudah.


Kesimpulannya :
Jadi kesimpulannya Indonesian memiliki banyak masalah dibidang pendidikan yang sampai sekarangpun belum juga terselsaikan misalnya mulai dari masalah mutu pendidikan diIndonesia yg masih buruk, masalah SDM (guru) juga masih dibawah standart yang tuditentukan dan juga masalah insfrastruktur pembangunan sarana belajar mengajar yang belum memadai juga menjadi masalah yang sangat rumit. Ada banyak kendala bagi negara Indonesia untuk bisa maju dibidang pendidikan kalau belum juga bisa menyelesaikan masalah yang ada sekarang ini. Penyelesainannya haruslah dipikirkan bersama bukan hanya mendikbud dan pemerintah saja tapi juga campurtangan masyarakat sangatlah dibutuhkan agar bisa cepat terselsaikan masalah pendidikan diIndonesia dan negara Indonesia tidak terbelakang lagi utuk masalah pendidikan. Dan anak-anak Indonesia bisa diperhitungkan di dunia Internasional.

Dampak positif :
Kita jadi tau apa saja yang menjadi alasan bobroknya pendidikan diIndonesia dan juga kita jadi tau kenapa banyak anak-anak Indonesia lebih suka belajar diluar negeri dari pada belajar dinegeri sendiri. Itu semua karena fasilitas pendidikan yang diberikan diIndonesia itu belum memuaskan bahkan cenderung masih sangat kurang.

Dampak negatif :
Banyak pihak yang sebenarnya tau rumitnya massalah pendidikan diIndonesia tapi mereka hanya diam saja dan tidak mau melakukan sesuatu untuk memperbaiki pendidikan diIndonesia dan itu adalah kesalahan besar bagi pihak-pihak yang sebenarnya tau tadi tidak mau berbuat apa-apa. Karena itu berarti mereka tidak ingin melihat keberhasilan para penerus bangsa untuk maju ke depan dan membawa nama baik bangsa Indonesia.

Senin, 25 Maret 2013

Contoh Soal Kurs


  KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA
Update Terakhir 14 March 2013
Kode Singkatan

Mata Uang
Nilai
Kurs Jual
Kurs Beli
Graph





AUD
1.00
10,112.82
10,006.37
Grafik Time Series
BND
1.00
7,814.73
7,735.58
Grafik Time Series
CAD
1.00
9,497.47
9,397.45
Grafik Time Series
CHF
1.00
10,245.85
10,138.63
Grafik Time Series
CNY
1.00
1,554.05
1,538.44
Grafik Time Series
DKK
1.00
1,695.56
1,678.14
Grafik Time Series
EUR
1.00
12,644.44
12,513.51
Grafik Time Series
GBP
1.00
14,577.29
14,427.90
Grafik Time Series
HKD
1.00
1,257.06
1,244.38
Grafik Time Series
JPY
100.00
10,179.54
10,075.14
Grafik Time Series
KRW
1.00
8.85
8.76
Grafik Time Series
KWD
1.00
34,301.79
33,897.47
Grafik Time Series
MYR
1.00
3,136.70
3,103.18
Grafik Time Series
NOK
1.00
1,698.51
1,680.56
Grafik Time Series
NZD
1.00
7,979.09
7,892.15
Grafik Time Series
PGK
1.00
4,973.52
4,489.11
Grafik Time Series
PHP
1.00
240.32
237.78
Grafik Time Series
SAR
1.00
2,600.46
2,574.19
Grafik Time Series
SEK
1.00
1,518.67
1,502.71
Grafik Time Series
SGD
1.00
7,814.73
7,735.58
Grafik Time Series
THB
1.00
329.35
325.27
Grafik Time Series
   USD
1.00
9,752.00
9,654.00
Grafik Time Series

  Soal..
  1. Mr.Robert berkunjung ke Indonesia dengan membawa uang sebesar 1548eur lalu di tukar di bank. Maka berapakah uang yang didapat Mr.Rober ?
Jawab: 1548eur * 12513,51 = Rp. 19.370.913,48

  1. Tn.Dimas seorang pialang yang baru pulang dari luar negri ingin menukarkan uang luar negeri yang ia miliki sebesar 1.655 us$, 1.657 yen, dan 1.653 S$ dengan rupiah. Berapa yang akan ditrima Tn.Dimas ?
Jawab: 1.655 us$ * 9654         = Rp. 15.977.370
            1.657 yen * 10075,14              = Rp. 16.694. 506,98
            1.653 S$   * 7735         = Rp. 12.785.955   +
                                                    Rp. 45. 457.831,98

  1. Sebelum pulang ke Indonesia Sandy menukarkan uang dollarnya sebesar 1.628 us$ dengan rupiah tapi, sebelumnya ia membelanjakan uangnya sebesar 800 us$. Berapa rupiah uang yang Sandy bawa?
Jawab: uang Sandy : 1.628us$ * 9654 = Rp. 15.716.712
            Belanjaan    : 800 us$   * 9752 = Rp. 7. 801.600  +
    Rp. 23.518.312
  1. Dimas mendapat kiriman sebesar 1200eur ia berniat untuk membeli perlengkapan kuliah sebesar 250S$, kemudian ia juga membelikan baju di online sebesar 105us$. Jika Dimas mengiginkan DVD dari online seharga 150HKD berapa rupiah yang harus disiapkan?
Jawab: kiriman: 1200EUR * 12513,51 = Rp. 15.016.212

Belanjaan: 250S$    * 7814,73   = Rp. 1.953.682,5
                  105us$   * 9752        = Rp. 1.023.960
                  150HKD * 1257,06 = Rp.  188.559      +
                                                      Rp.  3.166.201,5

#  Rp. 15.016.212 + Rp.  3.166.201,5 = Rp. 11. 850.010,5

  1. Ny.Derra mengimppor tas dari Amerika dengan harga 11.500us$. berapa AUD yang harus dibayar Ny.Derra ?
Jawab: 11.500us$ * 9752 = 112.148.000 / 10112,82
                                          = 11089,68616AUD

  1. Mr.Louise mengunjungi kerabatnya di Indonesia dengan membawa uang sebesar 150.000THB lalu ditukar dibank. Berapakah uang yang diterima Mr.Louise?
Jawab: 150000 * 325,27 = Rp. 48.750.500

  1. Bella menpunyai uang diluar negeri 10.000ponsterling, ia mengiginkan sepatu seharga 975us$ dan ia juga mau menbeli jaket seharga 860S$. Berapa EUR yang harus diambil Bella ?
Jawab: uang bella : 10.000pons * 14427,90 = 144.279.000

            Sepatu       : 975us$ * 9752 = 9.508.200
            Jaket          : 860S$  * 7814 = 6.720.040    +
                                                         16.228.240

            # 144.279.000 – 16. 228.240 = 128.050.752 / 12644,44
                                                            = 10127,04019

  1. TN.Galih megimpor mobil dari Australia dengan harga 13.00AUD berapa GBP yang harus dibayar Tn.Galih?
Jawab: 13000AUD * 10,112,82 = 131.466.660 / 14 577,29
                                                   =  9018,593991

  1. Sepulag dari Singapore Ajun ingin menukar dollar yang ia punya dengan rupiah. Ajun memiliki 1851S$ berapa rupiah yang akan Ajun trima?
Jawab: 1851S$ * 7735,58 = Rp. 14.318.558,58

  1. Pettra ingin berlibur ke Paris dan ia harus menukar uang rupiahnya dulu ke uang EUR. Berapa yang akan didapat Pettra jika ia menukar 10.200S$ ?
Jawab : 10.200S$ * 7735,58 = 78.933.516